BUDAYA SUNDA DI CISAGA : Ketertarikan Bangsa Lain Akan Budaya Asli Indonesia
08 Oktober 2009, di Cisaga, tepatnya di Cisagakota persis di seberang Mesjid Agung Cisaga, berlangsung sebuah pesta pernikahan antara dua mempelai yang semuaya berasal dari Desa Cisaga. Setting menggunakan setting Budaya Sunda. Upacara adat, termasuk pakaian pengantin adat sunda dikenakan kedua mempelai beserta para kerabat dan panitia. Pernikahan berlangsung lancar dan sukses dimana akad dilakukan langsung di Mesjid Agung Cisaga yang terhalang Jalan Raya Ciamis - Banjar dari tempat belangsungnya pesta pernikahan. Gelaran Electone disajikan untuk menambah semarak pesta pernikahan tersebut.
Menjelang sore, Jalan Raya Ciamis - Banjar masih cukup padat dilalui berbagai kendaraan, termasuk sebuah rombongan tour wisata yang melintas dari arah Ciamis menuju Banjar. Kendaraan yang digunakan jenis bis yang berhenti di Pertigaan Cisaga (Jalan pertigaan Ciamis - Banjar dan Rancah). Rombongan turun dari bis dan berlajan menyusuri jalan Ciamis - Banjar, melewati Kantor Desa Cisaga yang berseberangan dengan desa Alun-alun Kecamatan Cisaga, dan kembali ke depan Mesjid Agung Cisaga tepatnya ke tempat resepsi pernikahan berlangsung.
Beberapa petugas/panitia menjadi sedikit kikuk ketika anggota tour tersebut mengunjungi pesta mereka. Tidak disangka pengantin dikunjungi orang asing di pesta pernikahannya. Kerabat atau rekan?
Dalam beberapa percakapan yang sedikit dimengerti dan saling nyambung, anggota tour tersebut meminta berfoto bersama pengantin yang masih mengunakan pakaian adat sunda. Pengantin dan panitia menyetujui dan mereka asik berphoto bersama beberapa tourist tersebut.
Tidakkah ini merupakan suatu pelajaran, bahwasannya budaya asli suatu daerah atau suku tertentu merupakan suatu daya tarik yang tidak bisa disangkal, disamping keadaan alam ataupun kekhasan dari lain suatu daerah. Adat yang sudah banyak ditinggalkan dengan berbagai alasan, ternyata menarik minat sebagian orang yang memang tidak pernah atau belum pernah menyaksikannya.
Sebagai orang yang "mempunyai adat", kita ternyata mulai meninggalkannya dan menggantinya dengan adat orang lain dan sebaliknya, hingga Malaysia-pun mengklaim dengan seenaknya beberapa budaya atau adat asli Indonesia, toh ternyata orang Indonesia sendiri sudah kurang mempedulikannya.
Sebaiknya kita melakukan flashback, "pantaskah"? Tidak mustahil dimasa yang akan datang, dimana orang Indonesia tidak menggunakan lagi adatnya, Malaysia, India bahkan Amerika Serikat sekalipun dapat mengklaim adat Indonesia. Mungkinkah?
Orang Indonesia umumnya, "Urang Cisaga" khususnya, seharusnya dapat mengenali, melestarikan dan mengunakan adat aslinya dengan baik, tanpa harus takut tertinggal oleh bangsa lain dalam hal kemampuannnya.
No comments:
Post a Comment