Tiap tanggal 28 Oktober seluruh bangsa Indonesia selalu memperingati hari Sumpah Pemuda, berbicara pemuda akan tetap urgen sampai kapanpun. Meulina kamerdekaan lain ladang sukan-sukan, sumawona ladang balakecrakan, tapi di tebus ku perjuangan jeung pengorbanan, top raga-top nyawa. Kadieukeun kamerdekaan.
Sejarah merupakan suatu titik peristiwa yang bergerak maju kedepan, sebagian tertinggal sebagian sedang berlangsung, yaitu keadaan sekarang, sudah dipastikan yang sekarang sebagian akan ditinggalkan dan sebagian akan berlangsung kemasa yang akan datang. Mustafa Alghulayani mengatakan : sesungguhnya ditangan generasi muda nasib suatu bangsa dan didalam kemampuan mareka pula kejayaan bangsa itu.
Eksistensi pemuda dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Generasi muda yang memiliki dinamika, militansi, idealisme, menonjol kiprahnya dan kepeloporannya dalam mencetuskan ide-ide pembaharuan, seperti dibuktikan tahun 1908 dengan lahirnya Kebangkitan Nasional, 1928 lahirnya Sumpah Pemuda, 1945 dengan usaha merebut serta mempertahankan kemerdekaan, bahkan peristiwa pembacan teks proklamasi 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moch. Hatta tidak lepas dari peran pemuda pada waktu itu sebagai garda terdepan. Reformasi yang digulirkan tahun 1999 dengan semangat juangnya yang keritis, dinamis dan rasional untuk menegakan supremasi hukum peran pemuda didalamnya sangat dominan, sebagai pencetus reformasi elemen-elemen pemuda, mahasiswa, pelajar, ormas, bergerak dan menginginkan adanya perubahan demi menuju cita-cita menegakan Indoensia yang Adil dan Makmur Sejahtera.
Bagaimana pemuda dalam kekinian, generasi terdahulu harus dijadikan cermin semangat sumpah pemuda harus tetap menyala bak api yang tak pernah padam. Imam Safi'i mengatakan ”pemuda masa kini pemimpin dimasa depan” generasi akan terus berganti seiring perjalanan waktu, pergantian peran akan berlangsung, itu adalah hukum alam. Kejayan masa depan bukan ditentukan nanti tetapi sekarang, sejauh mana menyongsong masa yang akan kita lewati bersama, ada saatnya naik panggung dan saatnya turun panggung. Potret keadaan jaman pemuda nonton film pada pesawat televisi buatan Jepang kemudian menjelang tidur, memutar kaset CD lagu-lagu pop, jaz barat dan dangdut sesekali kecapi suling.
Betapa kompleknya manusia jaman sekarang ini, kepeloporan pemuda diperlukan diberbagai disiplin ilmu, berbagi peran sangat penting muaranya demi bangsa dan negara sudah bukan saatnya lagi menjadi pemuda pengekor tapi pemuda pelopor yang mandiri. Ali bin Abi Tholib mengatakan ”bukanlah seorang pemuda bila berkata inilah bapakku” ungkapan ini harus dijadikan motivasi, tetapi ”pemuda yang sesunguhnya ialah mereka yang berkata inilah aku” berbagi peran dalam mengisi kemerdekaan dengan keahlian masing-masing :
- Pemuda pelopor agama yang senantiasa eksis sesuai disiplin ilmunya menjungjung tinggi nilai-nilai agama yang kini semakin luntur pada kalangan generasi muda.
- Pemuda pelopor nasionalisme dan patriotisme, konon Ir. Soekarno ketika keluar Penjara Sukamiskin dihadapan orang tua dan pemuda beliau berpidato ”dengan seribu orang tua saya memindahkan gunung tangkuban perahu, tapi dengan sepuluh pemuda saya bisa mengetarkan dunia” nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme akankah dibiarkan luntur sebagaimana sepenggal pengalaman tokoh Siliwangi, sesepuh Jawa Barat HR. A Nasuhi.
Pengalaman ini di ungkapkan pada napak tilas di Monumen Perjuangan Rakyat Kecamatan Cisaga pada acara Napak Tilas Agustus 2008.
Pemuda pelopor budaya sebab pemuda adalah jati diri bangsa, harkat maratabat bangsa bangsa nu hurip kabudayaana, pasti nanjung ajen inajen bangsana. Budaya daerah merupakan kekayaan nasional. Nilai-nilai keteladan dari elemen-elemen tokoh tua muda sangat dibutuhkan dalam mengisi hari ini, esok dan masa yang akan datang. Globalisasi jadikan motivasi dan bukan ancaman, pemuda kudu ngindung ka usum ngabapa ka jaman.
Jangan lupakan sejarah Sumpah Pemuda, bukti bahwa pemuda cinta NKRI. Suku, ras, agama, golongan jadikan perekat persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika, generasi muda wajib menghormati pejuang dan patriot yang murni, dan masih ada di seluruh tanah air, tangan merekalah yang bersimbah darah dan air mata perjuangan dan mereka itulah saham istimewa di Republik Indonesia. Jangan lengah menegakan keadilan persartuan, kemakmuran waspadalah pada bahaya yang mengancam jadilah pejuang patriot bangsa, nilai-nilai agama, nilai-nilai nasionalisme, nilai-nilai budaya peggang teguh karena itu investasi bagi generasi masa kini dan masa yang akan datang.
Penulis:
Aip Saripudin
Ketua PK KNPI Kecamatan Cisaga Kab. Ciamis
No comments:
Post a Comment