Pembangunan di Ciamis dilakukan dalam segala bidang, walaupun belum seluruhnya berhasil dan mencapai apa yang dicita-citakan. Tetapi hal itu merupakan dinamika yang harus disadari bahwasannya dalam suatu proses pasti ada leak, walaupun hal itu telah berusaha dihindari. Hal ini bekaitan dengan karakter dari pelaksana dan pelaksanaan proses yang dilakukan.
Patut disadari bahwa proses pembangunan melibatkan banyak sekali pihak dan aspek. Manusia sebagai pelaksana proses pembangunan merupakan faktor yang tidak mungkin diabaikan ditambah dengan kultur dan sifat individu yang tidak mungkin disamakan atau diseragamkan.
Tidak terkecuali proses pembangunan di Ciamis, semuanya tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh sumber daya manusia (SDM) maupun keadaan alammya.
Patut disadari bahwa proses pembangunan melibatkan banyak sekali pihak dan aspek. Manusia sebagai pelaksana proses pembangunan merupakan faktor yang tidak mungkin diabaikan ditambah dengan kultur dan sifat individu yang tidak mungkin disamakan atau diseragamkan.
Tidak terkecuali proses pembangunan di Ciamis, semuanya tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh sumber daya manusia (SDM) maupun keadaan alammya.
Berdasarkan data resmi jumlah sekolah baik negeri maupun swasta yang ada di Kabupaten Ciamis menunjukkan bahwa pada tahun 2010 jumlah sekolah untuk jenjang Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 339 unit, jenjang Sekolah Dasar (SD) sebanyak 1.052 unit, jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) 187 unit, Sekolah Menengah Atas (SMA) 43 unit, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 40 unit, dan 5 buah jenjang Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang terdiri dari universitas, sekolah tinggi, dan institut, yang salah satu diantaranya telah memiliki Fakultas Pertanian. Apabila memperhatikan jumlah SMA/K yang ada, berarti rata-rata setiap kecamatan telah memiliki minimal dua unit SMA/K.
Disampng itu sarana pendidikan berupa sekolah-sekolah yang
bernuansa keagamaan (Islam) berdasarkan data dari Mapenda Kementerian Agama Kabupaten Ciamis tercatat sebanyak 2.083 buah Madrasah Diniyah, 213 untuk jenjang Madrasah Ibitidaiyah (MI), 119 jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan 39 jenjang Madrasah Aliyah (MA).
Pertumbuhan yang cukup pesat lembaga-lembaga pendidikan formal khususnya yang berada pada basis-basis pesantren di Kabupaten Ciamis, menunjukkan bahwa pertumbuhan lembaga pendidikan swasta cukup tinggi jika dibanding dengan pertumbuhan sekolah-sekolah negeri atau lembaga pendidikan yang dibangun oleh pemerintah. Pertumbuhan tersebut terkait dengan terjadinya perubahan paradigma para pemilik pesantren yang bergeser dari hanya mengelola pendidikan tradisional (pesantren) menjadi lembaga pendidikan Islam terpadu, yakni selain pesantren juga mendirikan lembaga pendidikan umum lainnya mulai dari jenjang paling bawah yakni Taman Kanak-Kanak (Raudatul Atfhal), SMP (Tsanawiyah), SMA/K (Aliyah), hingga Perguruan Tinggi (Ma’had Aly). (Ciamisinfo.com, up date 5 Mei 2010)
Berdasarkan indikator pendidikan yang dirilis dari Ciamiskab.go.id perkembangan ruang kelas baru di seluruh sekolah formal yang kondisinya cukup baik telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan, yaitu dari 4.979 ruang kelas bertambah menjadi 5.294 atau meningkat sebesar 6,33 %. Namun demikian bertambahnya ruang kelas bagi SD/MI dan SMP/MTs tersebut, belum mampu menurunkan angka untuk kasus siswa drop out (DO) bagi anak-anak sekolah jenjang SD, SMP, MI, dan MTs, sehingga terjadi peningkatan yang tinggi angka DO khususnya untuk jenjang pendidikan SMP/MTs.
Sementara itu untuk menunjang pencapaian Angka Melek Huruf (AMH) di Kabupaten Ciamis, antara lain dilaksanakan melalui pendidikan non formal berupa pendirian atau penyelenggaraan; Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Life Skill, Paket A, Paket B, Paket C, dan Kelompok Belajar Umum (KBU), yang menunjukkan angka peningkatan secara terus menerus. Berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan, penduduk di Kabupaten Ciamis memiliki tingkat pendidikan yang masih relatif rendah, seperti halnya pada tahun 2008 tercatat penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang berpendidikan SD kurang lebih 50,88 %, tidak tamat SD sekitar 15,48 %, tidak sekolah 2,95 %, tamat SLTP 17,50 %, tamat SLTA 10,29 %, dan tamat Perguruan Tinggi 2,90 %. (BPS, 2008). Penduduk usia tersebut yang bekerja di sektor pertanian jumlahnya mencapai 43,64 %, sektor industri 11,74 %, sektor bangunan 4,59 %, sektor perdagangan dan hotel/restoran 20,75 %, sektor jasa 12,45 %, dan sektor lainnya 6,83 %.
H. Yat Rospia Brata, Drs., M.Si. (Dekan FKIP Universitas Galuh Ciamis)
Disampng itu sarana pendidikan berupa sekolah-sekolah yang
bernuansa keagamaan (Islam) berdasarkan data dari Mapenda Kementerian Agama Kabupaten Ciamis tercatat sebanyak 2.083 buah Madrasah Diniyah, 213 untuk jenjang Madrasah Ibitidaiyah (MI), 119 jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan 39 jenjang Madrasah Aliyah (MA).
Pertumbuhan yang cukup pesat lembaga-lembaga pendidikan formal khususnya yang berada pada basis-basis pesantren di Kabupaten Ciamis, menunjukkan bahwa pertumbuhan lembaga pendidikan swasta cukup tinggi jika dibanding dengan pertumbuhan sekolah-sekolah negeri atau lembaga pendidikan yang dibangun oleh pemerintah. Pertumbuhan tersebut terkait dengan terjadinya perubahan paradigma para pemilik pesantren yang bergeser dari hanya mengelola pendidikan tradisional (pesantren) menjadi lembaga pendidikan Islam terpadu, yakni selain pesantren juga mendirikan lembaga pendidikan umum lainnya mulai dari jenjang paling bawah yakni Taman Kanak-Kanak (Raudatul Atfhal), SMP (Tsanawiyah), SMA/K (Aliyah), hingga Perguruan Tinggi (Ma’had Aly). (Ciamisinfo.com, up date 5 Mei 2010)
Berdasarkan indikator pendidikan yang dirilis dari Ciamiskab.go.id perkembangan ruang kelas baru di seluruh sekolah formal yang kondisinya cukup baik telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan, yaitu dari 4.979 ruang kelas bertambah menjadi 5.294 atau meningkat sebesar 6,33 %. Namun demikian bertambahnya ruang kelas bagi SD/MI dan SMP/MTs tersebut, belum mampu menurunkan angka untuk kasus siswa drop out (DO) bagi anak-anak sekolah jenjang SD, SMP, MI, dan MTs, sehingga terjadi peningkatan yang tinggi angka DO khususnya untuk jenjang pendidikan SMP/MTs.
Sementara itu untuk menunjang pencapaian Angka Melek Huruf (AMH) di Kabupaten Ciamis, antara lain dilaksanakan melalui pendidikan non formal berupa pendirian atau penyelenggaraan; Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Life Skill, Paket A, Paket B, Paket C, dan Kelompok Belajar Umum (KBU), yang menunjukkan angka peningkatan secara terus menerus. Berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan, penduduk di Kabupaten Ciamis memiliki tingkat pendidikan yang masih relatif rendah, seperti halnya pada tahun 2008 tercatat penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang berpendidikan SD kurang lebih 50,88 %, tidak tamat SD sekitar 15,48 %, tidak sekolah 2,95 %, tamat SLTP 17,50 %, tamat SLTA 10,29 %, dan tamat Perguruan Tinggi 2,90 %. (BPS, 2008). Penduduk usia tersebut yang bekerja di sektor pertanian jumlahnya mencapai 43,64 %, sektor industri 11,74 %, sektor bangunan 4,59 %, sektor perdagangan dan hotel/restoran 20,75 %, sektor jasa 12,45 %, dan sektor lainnya 6,83 %.
H. Yat Rospia Brata, Drs., M.Si. (Dekan FKIP Universitas Galuh Ciamis)
No comments:
Post a Comment