Sunday, April 6, 2014

PEMILU 2014 KECAMATAN CISAGA KABUPATEN CIAMIS

Bulan April 2014 ini merupakan bulan yang sangat penting bagi Bangsa Indonesia, dimana rencananya pada tanggal 09 April 2014 akan dilaksanakan "Pesta Demokrasi" berupa Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 Indonesia (Indonesian 2014 Elections). Pada Pemilu 09 April 2014 ini akan dilangsungkan pemilihan langsung untuk calon anggota legislatif, DPD, dan Calon Anggota MPR untuk menduduki masa jabatan 2014 hingga 2019 mendatang. Kampanye bagi tiap parpol maupun bagi para caleg telah dilakukan termasuk perkenalan dan pengenalan kartu suara.
Berbagai persiapan telah dilakukan hingga ke daerah, dimana PPS sebagai petugas ujung tombak pemilu 2014 telah dibentuk di tiap wilayah. PPS ini bertugas menyelenggarakan pemilihan umum langsung berupa pencoblosan gambar partai dan/atau nama calon anggota legislatif yang telah ditentukan masing-masing partai politik kontestan pemilu 2014.
Di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis, khususnya di Desa Cisaga telah ditentukan 13 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Masing-masing menampung lebih kurang 400-500 pemilih yang telah ditetapkan dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang ditetapkan KPU.
Satu yang unik dalam pelaksanaan Pemilu 2014 yaitu pemilihan dilakukan dengan "paku" dan undangan untuk pemilih yang ditulis secara manual (tulis tangan), kontras dengan jaman yang telah serba canggih. Ketika negara lain telah melakukan pemilihan umum secara digital dengan hanya menyentuh layar LCD, di Indonesia, undangan pun masih harus ditulis tangan oleh petugas PPS. Sangat disayangkan...
Dilain pihak, peningkatan malah terlihat dari sikap masyarakat yang merupakan pemilih. Pada masa-masa kampanye, masyarakat telah mampu menentukan wakilnya yang akan duduk di legislatif. Hal didasarkan kepada berbagai bantuan yang "secara real" sampai ke lingkungan mereka. (Masyarakat luas hendaknya tidak memandang hal ini sebagai money politics). Mereka lebih memandang kebergunaan calon tersebut sebelum mereka dipilih. Hal ini kontras dengan masa-masa kebelakang, dimana masyarakat masih dapat ditipu dengan janji-janji manis calon anggota legislatif yang ketika mereka terpilih mereka "melupakan" pemilihnya.
persoalan lain justru ada di aparat pamong pemerintah (sebagian). Mereka tidak jarang "memegang jago" masing-masing dan berusaha membelokan keyakinan pilihan rakyat kepada jagonya. Mereka tidak jarang melupakan realita yang berkembang di masyarakatnya yang berkesan tidak pro kepada kemajuan dan keinginan rakyatnya. "Pemegang jago" tersebut berusaha "memblokir" berbagai "tawaran nyata" dari caleg yang bukan jagonya tanpa memperdulikan aspirasi yang berkembang di masyarakatnya.